Alhamdulilah Tuhan masih memberi kesempatan BRAY untuk melanjutkan postingan di blog ini. . Senang rasanya bisa berjumpa lagi dengan halaman blog tercinta ini.
Oke, lanjut lagi mengenai Pare, hari ini hari yang ditunggu BRAY sejak awal kedatangan di Pare. Yap, hari ini BRAY juga semua teman BRAY tamasya ke Gunung Kelud dan Gumul. Pagi hari banget, BRAY udah rapi. Rencana berangkat pukul enam, tapi bus yang ditunggu-tunggu tak datang juga. Akhirnya, BRAY tidur sampai pukul delapan. Dan tak lama, busnya datang. Fuuuh lama sekali .
Setelah naik bus, langsung saja bus itu membawa BRAY ke sebuah tempat yang dikenal dengan nama Gunung Kelud. Perjalanan dari desa Pelem ke Gunung Kelud memakan waktu kurang lebih 2 jam. Ditempuh dengan jalanan yang penuh lika-liku dan hutan di sana-sini. Pemandangan kembali indah ketika hampir sampai di gunung. Di kilometer 10 atau berapa BRAY lupa, terdapat jabal magnet. Di jabal magnet, mobil diam dapat berjalan ke atas dengan sendirinya dengan kecepatan kurang lebih 60 kilometer per jam. Di Indonesia, jabal magnet hanya di temui di satu tempat, ya di Gunung Kelud ini . Tak lama kemudian, sampailah BRAY di Gunung Kelud. Udaranya sangat segar, tentu. Masuk tempat parkir, langsung disuguhi pemandangan tebing yang indah. Tanpa pikir panjang, BRAY langsung menuju ke gua cinta. Di gua cinta, tempatnya sangat gelap, bahkan senter pun tidak dapat menembus gelapnya gua. BRAY dan teman BRAY sempat menemukan sebuah ruangan dengan pintu yang tinggi dan sangat gelap, senter dari handphone tak bisa menembus walau hanya jarah 1 meter. Karena BRAY ngeri, BRAY lari aja dari situ, takut ada hugga mugga . Mungkin gua ini dinamai gua cinta karena tempatnya yang sangat gelap dan membuat setiap orang takut, akhirnya mereka bergandengan satu sama lain dan keluar dari gua, mereka pacaran .
Jabal Magnet, Gunung Kelud, Kediri |
Keluar dari gua cinta, ada sebuah papan informasi yang menunjukkan beberapa tempat yang bisa dituju. Seperti kawah air panas, tebing, anak Gunung Kelud dan tempat lainnya. BRAY dan kawan-kawan memilih menuju jalur kiri yang dekat dengan anak Gunung Kelud. BRAY memang tidak memilih untuk menuju kawah air panas yang dapat menyembuhkan penyakit, karena terdapat kurang lebih 600 anak tangga yang harus ditempuh selama 45 menit, dan itu hanya untuk naik, belum foto-foto disana, belum turunnya, bisa habisin waktu. Berlama-lama kemudian, BRAY sampai juga didekat anak Gunung Kelud. Disana terdapat sebuah gubug yang menyediakan jasa cetak foto. Satu kali ambil foto harus membayar Rp 25.000,- dan langsung jadi. Pemandangan anak Gunung Kelud memang sangat menakjubkan, belum pernah sedekat ini BRAY dengan gunung sebelumnya. Mungkin ini pertama kalinya BRAY berada sangat dekat dengan gunung. Udara semakin sejuk terasa, tapi dinginnya jangan ditanya.
Gua Cinta |
Anak Gunung Kelud |
Setelah berpuas-puas di Gunung Kelud, BRAY kembali lagi ke bus untuk menuju Gumul. Monumen Simpang Lima Gumul adalah salah satu ikon baru dari Kediri. Terletak di persimpangan arah selatan ke Wates/pesantren, Timur Ke Gurah – Utara ke pagu – arah timur laut ke Pare – dan arah ke Barat ke Kota Kediri. Tujuan awal dibangun Simpang Lima Gumul (SLG) adalah sebagai sentra ekonomi baru di Kabupaten Kediri. Sehingga diharapkan roda perekonomian Kediri makin maju. Sebagai ikon di bangun monumen mirip L’Arch de Triomphe Paris. Orang kediri menyebutnya Kakbah Kediri. Secara fisik monumen SLG ini seluas 804 meter persegi dengan tinggi bangunannya mencapai 25 meter dan ditumpu tiga tangga setinggi 3 meter dari lantai dasar. Angka-angka tersebut menggambarkan tanggal, bulan, tahun, hari jadi Kabupaten Kediri, yakni 25 Maret 804 Masehi. Di ke empat sisi monumen ada arca Ganesha, lambang Kabupaten Kediri. Suasana di SLG seperti kota tua di Roma, dengan banyak ukiran-ukiran kehidupan masyarakat jaman dulu. Masuk ke SLG tidak langsung menuju tempat lokasi SLG. Tempat parkir kendaraan berada lumayan jauh dari monumen.
Halaman Monumen Gumul |
Untuk masuk ke monumen, dari tempat parkir kita harus berjalan melewati ruang bawah tanah. Ruang bawah tanahnya tidak seseram yang BRAY bayangkan, namun ruang bawah tanahnya merupakan suatu ruangan dengan panjang beberapa meter dengan lampu yang menyinari lorong, juga bersihnya lantai tak membuat ruang bawah tanah itu seram. Kabarnya, orang yang ke Kediri tapi belum pernah ke SLG, belum bisa dikatakan pernah ke Kediri.
Tak terasa hari sudah gelap, BRAY dan kawan-kawan pun kembali ke penginapan.
Sebelah kiri adalah Simpang Lima Gumul dan Selah kanan adalah L’Arch de Triomphe Paris |